"semua hanya titipan, dan kita tak tahu kapan waktu diberi kapan waktu diambil"
Pembacaku, sudah cukup lama aku tidak menuliskan review tentang makeup ataupun skincare. Kali ini aku akan sedikit menceritakan pengalaman hidupku yang ku harapkan bisa menjadi sebuah pengalaman yang cukup kalian tahu dengan membaca.
Aku menikah pada tanggal 27 Agustus 2018. Pernikahan yang aku impikan namun tak terlalu aku kejar, namun diwujudkan oleh orangtuaku dan semesta mendukung. Aku hanya menginginkan sebuah pernikahan di kebun pada malam hari dan semua tamu bisa membawa aura kebahagian kami setelah usai. Dan alhalhamdulillah, menurut kami pernikahan kami berjalan lancar, sukses serta bahagia.
Drama? Aku rasa tidak ada drama, selama akan menikah aku, calon, orangtuaku harus sadar dengan do and don't dalam rule kami. Bahkan kami Meminta keluarga besar untuk menghargai rule kami. Kami tidak mau meribetkan hal yang tidak penting yang akhirnya menyusahkan kami. Jadi selama proses pernikahan kami realistis dengan apa yang dibutuhkan, apa yang tidak.
Aku dan calon sadar diri bahwa akan ada kehidupan setelah menikah. Kami realistis dengan kesadaran kebutuhan hidup setelah pernikahan, sehingga tidak mau menghamburkan uang yang tidak penting. Bahkan, kami sempat mengutarakan tidak ingin dipestakan dan mending uangnya dipakai untuk membeli rumah. Dan Gusti Allah mendengar doa kami, Calon bisa membeli rumah dengan cicilan saat sebelum menikah, terkuraslah banyak pengeluaran untuk membeli rumah dan kami akhirnya menyetujui untuk acara dipestakan karena tidak ada alasan lagi.
Anggaran.
Menyusun anggaran ini adalah ide dari sahabat saya yang sudah menikah. Menurutnya ini menjadi penting supaya kita menjadi tahu mana yang penting dan tidak penting, mana yang butuh dan tidak butuh. Hingga akhirnya kami menuliskan daftar kebutuhan beserta anggarannya. Ternyata, setelah kami rasakan ini menjadi mudah, kami tahu apa yang sudah dan belum kami lakukan. Kemudian kami punya patokan untuk mencari vendor dan segala macam. Sehingga kami akhirnya tahu post keuangan dan itu sangat memudahkan kami dalam mengambil kepukeput. Karena, tanpa disadari keuangan menjadi modal utama dalam mengadakan pernikahan. Kalau tidak diatur bisa menjadi masalah. Dengan anggaran kita bisa memproduksi dan mengira-ira.
Konsep
Setelah tahu berapa anggaran kita untuk pernikahan kita bisa menentukan konsep. Perlu di catat ini menjadi penting dalam masalah pernikahan. Kami kemudian mengutarakan apa yang kami inginkan dalam pernikahan yaitu pesta kebun yang santai tanpa adat. Karena apa kami menyadari pernikahan menggunakan adat cukup menyita banyak anggaran. Sehingga kami membuat pernikahan menjadi simple dan berkesan. Pada pembentukan konsep ini kita bisa membuat aturan berdasarkan dengan anggaran.
Akhirnya pernikahan kami berjalan dengan sangat membahagiakan. Kami melakukan pernikahan dikenali dengan konsep persaudaraan. Dan akhirnya saya telah menikah dengan calon yang telah saya pacar selama 7tahun lebih.
Dari pernikahan inii aku merasakan banyak sekali kemudahan dalam menikah. Aku hampir tidak stress. Karena aku tidak memusingkan hal yang tidak perlu. Aku fokus pada pernikapernku selalu berdoa dan ternyata selalu diberi kemudahan. Asalkan kalian tidak rewel, tidak ribet dan tenang, semua akan dimudahkan kok.
Boyongan
Setelah menikah di jogja, 9September 2018 kami diboyong ke Banjaran Bandung untuk menggelar acara di sana. Walaupun setelah menikah ami kembali ke jogja karena suami kerja dan membeli rumah di jogja.
Disana kami menikah dengan adat Sunda, segala keperluan disiapkan oleh nin dan mama mertua. Kami tinggal menerime seperti apa. Acara dilangsungkan dirumah suami dan berjalan cukup lama. Tidak ada drama tangisan saat berpisah dengan orangtua karena akhirnya setelah ini kembali lagi ke jogja.
Bulan madu
Dari bandung, kita langsung terbang ke bali untuk bulan madu. Ini memang sudah kami rencanakan dari jauh hari. Kami ingin menikmati moment sebagai pasangan bulan madu. Kami menggunakan paket dari aplikasi saat memilih hotel dan pesawat. Hal ini dikarenakan lebih murah dari pada membeli terpisah. Dan kembali lagi sesuaikan dengan anggaran.
Kami menyewa motor selama disana, kebetulan ada om dan tante suami yang tinggal disana. Hotel kami cukup menarik dan berada di daerah Dewi Sri. Ke Bali selain untuk bercinta, kami juga melakukan wisata seperti ke pasar sukowati, Ubud, Desa Panglipur, Pantai Melasti, dan Kuta.
(bersambung)
Komentar